Buku berisi gagasan Budayawan Romo Mangunwijaya dengan judul "Kotak Hitam Sang Burung Manyar" karya Romo Y. Suyatno Hadiatmojo diluncurkan di Yogyakarta, Minggu.
Peluncuran buku yang diterbitkan penerbit Galang Press tersebut, dihadiri oleh KBPH Prabu Suryodilogo sebagai wakil dari Kadipaten Puro Pakualaman, Tokoh Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) Yogyakarta, KH. Abdul Muhaimin serta sejumlah penduduk di kawasan Kali Code, Yogyakarta.
Romo Y Suyatno mengatakan, buku yang ia tulis merupakan rekaman gagasan, nasihat, kata bijak, serta ajaran yang disampaikan oleh Romo Mangun dalam kehidupan sehari-hari yang sebelumnya belum ada yang menuliskan.
"Semua nasehat dan kata-kata bijak Romo Mangun belum pernah ditulis dan diterbitkan, oleh karena itu saya mencoba mendokumentasikannya dalam tulisan sederhana," kata Romo Yatno, Minggu (16/12/2012).
Menurut dia pesan-pesan dari pedoman hidup Romo Mangun yang di antaranya menekankan toleransi bermasyarakat patut untuk diketahui dan dipelajari oleh masyarakat Indonesia saat ini.
"Romo di antaranya pernah berpesan jangan ’pagari rumahmu dengan ’beling’ namun pagarilah dengan piring’ yang berarti himbauan untuk menekankan toleransi serta menghindari praktek individualisme dalam hidup sosia," katanya.
Sementara itu, KBPH Prabu Suryodilogo mengapresiasi serta menilai penting akan kehadiran buku tersebut karena banyak generasi muda yang belum sepenuhnya tahu mengenai pedoman-pedoman luhur Romo Mangun mengenai nilai-nilai moral serta prinsip keadilan dalam kehidupan sosial.
"Salah satu gagasan Romo Mangun yang selam ini saya kagumi adalah bahwa beliau tidak pernah mengedepankan aspek religi dalam hubungan sosial namun lebih mengedepankan aspek spiritual dengan maksud menghilangkan sekat-sekat formal agama," katanya.
Meskipun belum sempat berkenalan langsung dengan Romo Mangun, dia mengakui bahwa beliau merupakan seorang pejuang khususnya bagi masyarakat di pinggiran Kali Code.
"Terkait kiprahnya dalam berjuang mengentaskan kemiskinan dan kebodohan bagi masyarakat sekitar Kali Code saya kira semuanya juga sudah tahu dan faham," katanya.
Dia juga menilai buku dengan tebal 110 halaman ini ditulis dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah difahami oleh berbagai kalangan.
"Menurut saya secara keseluruhan buku tulisan Romo Suyatno ini ditulis tanpa menggunakan kalimat-kalimat yang rumit sehingga mudah dipahami semua kalangan," katanya.
Sumber : kompas.com
Posting Komentar