Wakil presiden yang juga anggota komite eksekutif (Exco) FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein mengungkapkan kekecewaannya atas kekisruhan persepakbolaan di Indonesia yang tidak kunjung selesai.
Pangeran Ali mengatakan, bila ada sanksi dari FIFA terhadap Indonesia, maka kedua belah pihak yang berseteru, PSSI dan KPSI, pantas disalahkan.
Hal itu diungkapkan Pangeran Ali usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara AFC dan UEFA di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (11/12). Pria yang juga menjadi presiden federasi sepakbola Yordania (JFA) ini, menyatakan PSSI-KPSI juga sudah melupakan mandat mereka.
“Menurut saya, semua stakeholders di sepakbola perlu menyadari, jika mereka ingin melayani masyarakat mereka, maka mereka harus menyelesaikan perbedaan, dan kami akan membahas situasi ini di Tokyo saat rapat Exco FIFA,” kata Prince Ali seperti dilansir Reuters.
Menurutnya, tragedi memilukan yang menimpan pemain Persis Solo Diego Mendieta sebagai buntut dari tidak tuntasnya penyelesaian kisruh persepakbolaan di Indonesia.
“Kami sudah mencoba yang terbaik melalui Task Force yang dibentuk AFC. Ini sudah yang terbaik. Tapi tragedi memilukan dengan meninggalnya pemain ini (Diego Mendieta) sebagai contoh mengapa permasalahan ini harus diselesaikan dengan segera,” ujar Ali.
“Semua stakeholders sekarang harus melakukannya dengan sangat serius. Sejujurnya, satu-satunya yang paling menderita dari situasi ini adalah orang-orang yang mencintai olahraga ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum KPSI La Nyalla Matalitti tetap bersikukuh untuk menduduki kantor PSSI di pintu IX-X Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, jika FIFA mengesahkan hasil Kongres yang dipimpinnya.
Sebelumnya, PSSI versi La Nyalla telah menggelar Kongres di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (10/12).
"Kami sudah menjalankan langkah awal yakni dengan memberikan informasi kepada FIFA mengenai lima butir kesepakatan di Kongres Biasa KPSI. Kalau mendapat pengesahan, maka otomatis kami akan berkantor di PSSI," kata La Nyalla, kemarin.
Menurutnya, KPSI akan segera menduduki kantor PSSI secepatnya setelah pengesahan dari FIFA diterimanya. "Jadi, rencana itu ada. Kami hanya tinggal menunggu. Terserah FIFA. Kalau FIFA mengakui hasil Kongres KPSI malam ini, maka kami langsung duduki malam ini juga. Kalau besok (hari ini), kami duduki kantor PSSI besok (hari ini)," tegasnya.
Selain mengambil alih PSSI, Kongres KPSI menghasilkan juga empat keputusan lainnya, yakni menyetujui revisi statuta dan menyetujui pembentukan liga dengan konsep baru di 2015. Memberikan tugas kepada komite eksekutif untuk menjalankan masa transisi sampai 2015, memberi rekomendasi kepada FIFA untuk mengesahkan hasil KLB Ancol 18 Maret 2012, dan mengembalikan posisi Indonesia minimal ke peringkat 129 FIFA. Saat ini, Indonesia berada di posis ke-165. [H-16]
Sumber : suarapembaruan.com
Posting Komentar