Selamat datang di Flores Island

Kepodang di Tepi Sano Nggoang

Kamis, 20 Desember 20120 komentar


Mentari baru muncul dari ufuk timur. Sinar hangatnya yang lembut mencerahkan alam sekitar. Di bawah pantulan sinar mentari, empat ekor itik benjut (anas gibberifrons) tampak hilir mudik di atas permukaan Sano Nggoang yang airnya hijau tenang.
Di selingi kicau burung, alam sekitar serasa indah pagi itu. Kepudang-kuduk hitam (Oriolus chinensis) merupakan satu di antara aneka jenis burung yang berkicau. Di pohon beringin yang tepat berada di tepi Sano Nggoang, ia asik bernyanyi sembari melompat dari satu ranting ke ranting lain. Warna kuningnya yang dominan, membuat kami tidak sulit menandainya meski berada di balik dedaunan.
Melihat tingkahnya yang lucu, kami coba mengabadikannya lewat kamera. Ternyata tidak mudah. Pergerakannya yang gesit, membuat kami harus telaten mengikutinya. Sepertinya, burung cantik ini tahu persis bila kami mengintainya.
Masyarakat Manggarai memanggil burung berukuran 26 cm ini dengan sebutan leros. Sementara, masyarakat Jawa menamainya manuk podang, gulalahe (Sulawesi), dan bincarung (Jawa Barat). Dalam filosofi masyarakat Jawa, kepudang merupakan perlambang keselarasan, keindahan budi pekerti, dan kekompakan. Nilai-nilai filosofinya yang selaras dengan budaya Jawa membuatnya ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Jawa Tengah.

Bagi masyarakat Manggarai, kepudang digambarkan sebagai gadis perawan yang rupawan. Hal yang mendasarinya adalah bulunya yang cantik dan suaranya yang menarik. "Karena pesonanya itu, leros diibaratkan wanita jelita" tutur Messi, penduduk asli Manggara yang turut menemani kami.
Sebagai burung pesolek, kepudang selalu menjaga bulunya agar tampak bersih dan apik. Kebiasaannya adalah hidup berpasangan dan tinggal di atas pohon. Namun begitu, sewaktu-waktu ia turun ke bawah untuk mencari serangga.
Untuk sesaat, kami beristirahat di pinggir Sano Nggoang, danau vulkanik terbesar di kawasan wisata Indonesia Timur. Danau berwarna hijau jernih dengan luas sekitar 513 hektar dan kedalaman mencapai 600 meter ini terletak pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Sano Nggoang diapit dua desa yakni Desa Wae Sano dan Sano Nggoang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Serasa belum puas, kami bangkit. Kami coba amati kembali gerak-gerik kepudang tadi. Sepasang kepudang tampak berkejaran dari ranting satu ke ranting lainnya. Mereka terlihat harmonis.
Tanpa terasa, kami telah menghabiskan waktu dua jam lebih di tepi Sano Nggoang. Matahari tampak meninggi dan suhu udara mulai naik. Sebelum beranjak, kami masih sempat mendengar suara nyaringnya "liiuw, klii-lii-tii-liiuw". (Firman Hadi)

Sumber ; floresecotourism.com
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger