Pengamat dan peneliti politik M Qodari menilai, pernyataan anggota DPR dari Partai Demokrat Ruhut Sitompul sebagai sesuatu yang wajar. Pernyataan Ruhut itu juga ada benarnya karena kekuatan Partai Demokrat ada pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Jadi wajar saja dan ada benarnya dia (Ruhut) bergantung dengan SBY daripada Demokrat,” kata Qodari kepada SP, di Jakarta, Rabu (21/12).
Dia dimintai komentar terkait pernyataan Ruhut Sitompul yang menyebutkan bahwa dia hanya loyal kepada SBY ketimbang partainya. Karena itu, Ruhut mengaku tidak ragu untuk keluar dari PD kalau ada yang merendahkan caranya berpolitik. “Saya loyal sama SBY, bukan kepada Demokrat. Kalau ada yang tidak menerima cara berpolitik saya, ya saya bisa keluar,” beberapa waktu lalu.
Menurut Qodari, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Ruhut bakal mundur dari PD. Pasalnya, Ruhut memang dikenal dengan pernyataan-pernyataan yang sensasional. Selain itu, dalam berbagai kesempatan, PD mengambil keuntungan dengan peran yang diambil Ruhut.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada kelompok-kelompok di PD yang mungkin tidak nyaman dengan cara Ruhut berpolitik. Paling tidak dengan komunikasi politik Ruhut yang sering kali berada di luar pakem PD dan SBY.
“Belumlah, masih jauh kalau Ruhut benar-benar keluar. SBY juga masih membutuhkannya. Ibarat pertempuran, Ruhut itu masuk kategori tank,” ujar Qodari.
Ditambahkannya, tidak banyak orang yang dapat memainkan peran seperi Ruhut. “Ruhut punya bakat bicara yang sensasional dan nyaris tanpa beban,” tambahnya.
Qodari mengaku terkejut ketika Ruhut mengeluarkan ancaman ingin keluar dari PD. Sebab, tensi yang berada di internal PD relatif sedang-sedang saja. Meskipun sudah muncul wacana-wacana mengenai calon presiden (capres) dari PD, tapi belum sampai pada menciptakan perang pernyatan politik.
Kalau Ruhut merasa direndahkan, hal itu harus diterima sebagai resiko politik. Artinya, dalam politik rentan dengan kompetisi, tidak semua orang suka dengan sikap yang dilakukan orang lain.
“Tapi, Ruhut sendiri kan sudah biasa seperti itu. Saya sendiri kaget, tidak tahu maksud penyataan Ruhut. Mungkin semacam psy war saja,” ungkap Qodari.
Direktur Indo Barometer tersebut meyakini bahwa ancaman Ruhut tidak akan diikuti oleh kader PD yang lain. “Belum dan masih jauh. Karena saya belum lihat gerbong politik Ruhut. Tokoh PD yang punya gerbong itu masih bisa dari calon Ketua Umum PD lalu. Ruhut hanya aktor tunggal,” tandas Qodari. [CKP/A-21]
Sumber : suarapembaruan.com
Posting Komentar