Jumlah anak dan perempuan pengidap kasus HIV-AIDS di NTT, trendnya
terus meningkat, dimana jumlah balita yang terinfeksi kasus HIV-Aids
saat ini berjumlah 77 anak atau bertambah 33 anak dari tahun sebelumnya
berjumlah 44 balita.
Pernyataan ini disampaikan Pengelola Program Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) NTT, Gusti Brewon kepada wartawan di Kupang, Senin (3/12).
Ia menjelaskan, sesuai data KPA NTT, jumlah penderita HIV/AIDS di NTT
sejak pertama kali ditemukan di Kabupaten Flores Timur pada tahun 1997
hingga September 2012 sebanyak 1.822 orang. Rinciannya, sebanyak 810
orang terinfeksi HIV dan 1.012 orang terinfeksi AIDS. Dari jumlah itu,
sebanyak 443 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah korban meninggal
juga bertambah dari tahun sebelumnya yang berjumlah 403 orang.
“Dari jumlah yang ada, kasus HIV-AIDS terbanyak masih didominasi ibu rumah tangga sebanyak 286 orang,” ungkap Gusti.
Ia menyampaikan, pengidap HIV-AIDS terbanyak adalah kaum pria
dibandingkan kaum wanita. Mereka berusia produktif antara 31-35 tahun.
Meningkatkatnya data dan jumlah terinfeksi HIV-Aids ini menunjukkan,
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke rumah
sakit dan Puskesmas.
Gusti menyatakan, peringatan hari HIV-AIDS se-dunia yang jatuh pada 1
Desember mengambil tema “Selamatkan Perempuan dan Anak dari HIV-AIDS”.
Tema ini didasarkan pada realita yang terjadi saat ini dimana jumlah
pengidap HIV-Aids pada perempuan dan akan terus meningkat. KPA NTT
juga gencar melakukan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS terhadap
perempuan dan anak-anak.
Tentang kegiatan yang dilaksanakan pada puncak peringatan hari
HIV-AIDS se-dunia, Gusti sampaikan, KPA NTT dan Kota Kupang menggelar
pengobatan gtaris bagi Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Karang
Dempel, Kupang. Ini merupakan upaya KPA dalam mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat, terutama bagi PSK.
Seorang PSK di lokalisasi Karang Dempel, Siti Mesbah, mengaku senang
dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis. Kegiatan seperti ini jarang
dilakukan di lokalisasi ini. Karena pihaknya juga tidak ingin mengidap
penyakit itu.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan
Kota Kupang, dokter Scolastika Daru menerangkan, seluruh pengobatan
penyakit infeksi menular seksual (IMS) dan pelayanan kesehatan dasar
dipusatkan di klinik ‘Bersama’ yang dibangun di depan pintu masuk menuju
lokalisasi tersebut. Klinik bersama ini awalnya hanya mengobati
penyakit IMS tetapi sekarang dibuka untuk masyarakat umum.
Scolastika menambahkan, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, tidak
ada peningkatan penderita IMS di lokalisasi Karang Dempel. Tim medis
terus memantau kesehatan PSK dan menyarankan mereka menggunakan kondom
dalam setiap aktivitas seksual.
Pengobatan gratis di lokalisasi sangat membantu para PSK dan warga
karena mereka tidak perlu lagi datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kesehatannya. Kalau ke puskesmas masih harus bayar ditambah ongkos
angkutan. Pelayanan di lokalisasi tidak memunggut biaya apapun. (Oni)
sumber :floresbangkit.com
Posting Komentar