Pengurus Garda Pemuda Nasdem Bakal dipastikan terus melawan keputusan sayap petinggi Partai yang keluarkan keputusan pemberhentian. Internal Nasdem sendiri masih mengangap bahwa friksi internal organisasi kepemudaan partai sebagai suatu hal yang biasa dan tak perlu dikhawatirkan.
Memasuki tahun politik 2013, Nasdem malah dilanda perpecahan terkait friksi internal, yang kali ini menyangkut Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Garda Pemuda Nasdem.
Sebelumnya, Ketua DPN Garda Pemuda Nasdem, Martin Manurung, keluarkan SK pemberhentian Sekjen Saiful Haq dan Rizky Aprilia sebagai Ketua Garda Pemuda Nasdem DKI Jakarta.
Menanggapi pemberhentian itu, Saiful menyatakan bahwa dirinya menolak pemecatan lantaran merasa tuduhan-tuduhan dan asumsi yang dijadikan dasar pemberhentian tidak didasari fakta.
"Semua hanya berdasarkan gosip yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab," kata Saiful dalam keterangannya, Sabtu (12/1).
Beberapa gosip yang dimaksud, antara lain seperti menerima dan menggunakan setoran uang dari berbagai pihak demi kepentingan pribadi. Disamping itu, Saiful menegaskan, pihaknya tidak pernah diberi kesempatan untuk mengklarifikasi segala tudingan sesuai hak yang diatur dalam Peraturan Dasar organisasi Pasal 13.
"Itu mungkin sebabnya, dalam surat edaran pemecatan, tidak disebutkan pasal apa yang telah kami langgar," ucap Saiful.
Saiful merasa apa yang telah berlangsung adalah salah satu bentuk arogansi kekuasan dan merupakan pembangkangan aturan sebuah organisasi.
Dia menganggap, keputusan tersebut adalah preseden buruk dalam tradisi berorganisasi, di mana aturan organisasi dikesampingkan untuk memenuhi ambisi kekuasaan pihak tertentu.
"Apa yang menimpa kami, bisa juga menimpa siapa pun yang ada di Garda Pemuda Nasional Demokrat. Jika kita membiarkan ini terjadi, maka tinggal menunggu waktu," jelasnya.
Karena itu, Saiful cs memilih untuk tetap melawan keputusan dengan mengikrarkan diri tetap bertahan di dalam organisasi.
"Hanya tertinggal dua pilihan, bertahan di sini atau pergi untuk meninggalkan keadaan ini. Namun rasanya adalah sebuah kehormatan jika bisa mempertahankan sesuatu yang kita yakini sebagai kebenaran, sebelum benar-benar dikalahkan," ujar Saiful.
Ferry Mursyidan Baldan, salah seorang petinggi Partai Nasdem, menyatakan semua yang telah terjadi di internal partai adalah sebuah dinamika biasa dari organisasi.
Secara khusus, Ferry menekankan bahwa ketegangan demikian biasa juga terjadi di tengah proses Partai Nasdem menyusun daftar calon legislatif (caleg) untuk diajukan di Pemilu 2014.
"Ada yang merasa terjamin dan tidak terjamin. Ini kan konteksnya pencalegan jelang pemilu. Karena framework-nya masih kalau jadi caleg ya harus jadi pengurus," ujar Ferry.
Walau demikian, Ferry berharap ketegangan itu bisa segera mereda, serta seharusnya tak merugikan partai.
Memasuki tahun politik 2013, Nasdem malah dilanda perpecahan terkait friksi internal, yang kali ini menyangkut Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Garda Pemuda Nasdem.
Sebelumnya, Ketua DPN Garda Pemuda Nasdem, Martin Manurung, keluarkan SK pemberhentian Sekjen Saiful Haq dan Rizky Aprilia sebagai Ketua Garda Pemuda Nasdem DKI Jakarta.
Menanggapi pemberhentian itu, Saiful menyatakan bahwa dirinya menolak pemecatan lantaran merasa tuduhan-tuduhan dan asumsi yang dijadikan dasar pemberhentian tidak didasari fakta.
"Semua hanya berdasarkan gosip yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab," kata Saiful dalam keterangannya, Sabtu (12/1).
Beberapa gosip yang dimaksud, antara lain seperti menerima dan menggunakan setoran uang dari berbagai pihak demi kepentingan pribadi. Disamping itu, Saiful menegaskan, pihaknya tidak pernah diberi kesempatan untuk mengklarifikasi segala tudingan sesuai hak yang diatur dalam Peraturan Dasar organisasi Pasal 13.
"Itu mungkin sebabnya, dalam surat edaran pemecatan, tidak disebutkan pasal apa yang telah kami langgar," ucap Saiful.
Saiful merasa apa yang telah berlangsung adalah salah satu bentuk arogansi kekuasan dan merupakan pembangkangan aturan sebuah organisasi.
Dia menganggap, keputusan tersebut adalah preseden buruk dalam tradisi berorganisasi, di mana aturan organisasi dikesampingkan untuk memenuhi ambisi kekuasaan pihak tertentu.
"Apa yang menimpa kami, bisa juga menimpa siapa pun yang ada di Garda Pemuda Nasional Demokrat. Jika kita membiarkan ini terjadi, maka tinggal menunggu waktu," jelasnya.
Karena itu, Saiful cs memilih untuk tetap melawan keputusan dengan mengikrarkan diri tetap bertahan di dalam organisasi.
"Hanya tertinggal dua pilihan, bertahan di sini atau pergi untuk meninggalkan keadaan ini. Namun rasanya adalah sebuah kehormatan jika bisa mempertahankan sesuatu yang kita yakini sebagai kebenaran, sebelum benar-benar dikalahkan," ujar Saiful.
Ferry Mursyidan Baldan, salah seorang petinggi Partai Nasdem, menyatakan semua yang telah terjadi di internal partai adalah sebuah dinamika biasa dari organisasi.
Secara khusus, Ferry menekankan bahwa ketegangan demikian biasa juga terjadi di tengah proses Partai Nasdem menyusun daftar calon legislatif (caleg) untuk diajukan di Pemilu 2014.
"Ada yang merasa terjamin dan tidak terjamin. Ini kan konteksnya pencalegan jelang pemilu. Karena framework-nya masih kalau jadi caleg ya harus jadi pengurus," ujar Ferry.
Walau demikian, Ferry berharap ketegangan itu bisa segera mereda, serta seharusnya tak merugikan partai.
sumber : suarapembaruan.com
Posting Komentar