
Masyarakat desa sangat
membutuhkan sarana kesehatan dan pendidikan.Pemerintah dalam program kerjanya selalu
menitikberatkan pada dua bidang ini.Hampir di tiap desa kita jumpai Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) yang melayani pemeriksaan kesehatan bagi anak-anak
balita (dibawah lima tahun) dan ibu-ibu hamil.Masalah kesehatan ini juga
menjadi perhatian kelompok perempuan “ Ana Kiden” di desa Nebe,Kecamatan
Talibura kabupaten Sikka.Bermodalkan bantuan
dana dari Plan Indonesia,tahun 2006 dimotori kelompok “Ana Kiden”
,masyarakat dan pemerintah desa bergotong royong membangun gedung Posyandu.”
Tenaga kesehatan dari Puskesmas Nebe,anggota kelompok membantu tugas tenaga
medis “ ujar Ibu Maria Aquilina Lewar,ketua kelompok “Ana Kiden”.Perjuangan
mendirikan posyandu di desa ini ternyata tidak mudah.Usulan dari kelompok ini
pernah disampaikan kepada pemerintah desa hingga kecamatan tapi tak ada
realisasinya.” Kami tetap berjuang hingga akhirnya Plan Indonesia bersedia
membantu kami”, tanbah ibu tiga anak yang cuma tamat Sekolah manengah pertama
ini. Kelompok “Ana Kiden” juga berkontribusi bagi pembentukan dua posyandu
lainnya di dusun Belawuk dan dusun Lalankleler
karena administrasinya bagus. Syarat untuk mendapatkan bantuan dana dari
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) harus ada kelompok SPKP (Simpan
Pinjam Kaum Perempuan) “ Karena cuma kelompok kami yang layak,maka kami menjadi
bapak asuh bagi pendirian dua posyandu tersebut” sebut suami dari Lambertus
Agga Mite ini.
Di tahun yang sama pula
“Ana KIden” berjuang mendirikan sekolah PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini).Sangat
disayangkan,sekolah ini cuma bertahan 2 tahun hingga mati suri sejak 2008.”
Saya cuma mengajar dua tahun saja,setelah itu tidak sanggup lagi sebab sibuk
mengurus anak dan orang tua yang sakit-sakitan” tambahnya.Menjadi guru PAUD
dilakukan secara sukarela tanpa mendapat upah.Hal inilah yang menjadikan
anak-anak muda tamatan SMU (Sekolah Manengah Umum) di desa tersebut tak ada
yang bersedia mengajar.Kelompok “Ana Kiden” melihat bahwa anak-anak usia dini
perlu mendapat pendidikan.”Saya mendapat p[elatihan mengajar dari Plan
Indonesia” ujar wanita yang penuh semangat ini.” Semangat dari Ibu Lina luar
biasa Dia selalu berjuang bagi kepentingan masyarakat dusunnya walau kurang didukung
masyarakat dan pihak pemerintah desa” puji Ibu Hesty dari Plan Indonesia yang
ditemui dikantornya di kota Maumere Kamis,20-06-2013.Kegiatan kelompok “Ana
Kiden” sejalan dengan program Plan
Kabupaten Sikka yang membantu pengembangan ekonomi kreatif.” Perempuan
diberdayakan membantu suami mengurus ekonomi rumah tangga.Keterampilan/skill
bisa mendatangkan tambahan pendapatan bagi keluarga” tambah perempuan yang
bernama lengkap Yuldensia Tresiana Hesty.
Gotong royong
diterapkan dalam kegiatan arisan
kelompok.Ada arisan pendidikan yang digunakan membiayai pendidikan anak-anak
anggota kelompok.Juga ada arisan keluarga,buat membantu anggota yang sedang
mengadakan hajatan/pesta atau sedang tertimpa kemalngan berbentuk dana.Selain
itu ada arisan “Sorong Ape” (bahasa Muhang=menyalakan api),Setiap anggota
secara sukarela membawa barang/makanan kebutuhan hajatan sesuai kemampuan,juga
membantu tenaga. (Ebed / floresbangkit.com )
Posting Komentar