Selamat datang di Flores Island

Berwisata di Bendungan Nangagete,Pengunjung Perlu Waspada

Kamis, 31 Oktober 20130 komentar


Sinar mentari pagi memantul di air kali Nangagete memancarkan kilauan yang memanjakan mata. Birunya air sepanjang mata memandang seakan membawa kesejukan. Riak ombak kecil di permukaan air akibat terpaan angin dan rombongan ikan – ikan kecil yang berlarian kesana kemari menjadikan pengunjung betah berlama – lama berada di ketinggian menara bendungan Nangagete. Pengunjung juga bisa lesehan di reumputan dan menikmati merah bunga Bouganvil setinggi 2,5 sampai 3 meter yang berderet di sisi bendungan. Di hari libur dan hari minggu bendungan ini ramai dikunjungi masyarakat yang ingin melihat bendungan dan menikmati keindahan kali Nangagete.

Bendungan Nangagete, menurut penuturan Ibu Maria Wiliborda, warga desa Nebe, dibangun sekitar tahun 1985 – 1986. Bendungan yang berada di dusun Belawuk A, desa Nebe kecamatan Talibura, kabupaten Sikka ini, cuma berjarak ± 30 meter dari ruas jalan Negara Trans Maumere – Larantuka. Sejauh 54 kilometer kea rah timur kota Maumere, lokasi ini bisa dijangkau dengan angkutan umum (bus atau angkot) dengan waktu tempuh satu jam. Memakai sepeda motor memakan waktu ± 45 menit. Dari menara berketinggian ± 35 meter, pengunjung bisa menatap bendungan selebar ± 50 meter dengan kedalaman 15 meter. Tembok pembatas kiri – kanan bendungan setinggi 10 meter kekar menantang. Rasa takut menyeruak dikala kaki berpijak di ketinggian lantai menara sambil mata memandang ke hamparan kali dan dasar bendungan. Air kali mengalir pelan di bagian depan bendungan dengan kemiringan sekitar 45 derajat tumpah memenuhi kali berbatu dengan kedalaman sekitar 30 sentimeter. Ada dua pintu air di sisi kiri selebar 2,5 meter dan 1 meter. Pintu air 2,5 meter mengalirkan air ke saluran untuk mengairi sawah di desa Nebe. Banyak juga warga yang berdiam di sisi saluran memanfaatkan air untuk mandi, memasak, mencuci dan menyirami kebun sekitarnya.

Kendala awal membangun bendungan dirasakan oleh perusahaan yang mengerjakannya. “ Pertama mau dibangun sulit dan muncul buaya merah di kali. Pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan karena menurut masyarakat sekitar, tempat tersebut merupakan tempat keramat dan ada penunggunya “ ujar Maria. Setelah berbicara dengan ketua adat bernama Nusa Bola, maka digelar ritual adat ( memberi makan dan minta izin ) di lokasi yang akan dibangun bendungan dengan memotong 3 ekor babi dan satu ekor sapi. Selesai dibuat ritual adat, pembangunan dilanjutkan hingga selesai tahun  1987.
Pengunjung dihimbau berhati – hati bila ingin berwisata di bendungan Nangagete. Pantaun floresbangkit.com di lokasi, Sabtu (07/09/2013) beberapa pagar pembatas dari besi plat sudah bengkok dan ada yang terlepas. Jarak celah antar pembatas sekirat 30 sentimeter dan tinggi pagar satu meter bisa membuat pengunjung terjerambab jatuh ke air. “ Seorang pekerja meninggal waktu pembangunan. Dua orang pengunjung yang jatuh ke pusaran air juga meninggal “ sebut Maria. Tak ada larangan untuk berwisata di tempat ini, tetapi pengunjung perlu hati – hati dan waspada apalagi bagi  yang membawa balita. ( Ebed )


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger