Selamat datang di Flores Island

Thomas Alfa Edison; Pesanan Banyak Tapi Terkendala Dana

Selasa, 29 Oktober 20130 komentar



Aneka bunga dan tanaman hias memenuhi halaman rumah di desa Watuliwung,kecamatan Kangae,kabupaten Sikka. Di halaman rumah berserakan bambu dan kayu lainnya.Kerajinan tangan berbahan pelepah pisang dan bambu memenuhi ruangan rumah. Rumah sederhana berdinding bambu belah (halar = bahasa Sikka) ini ditempati bapak Thomas Alfa Edison beserta keluarga.
Thomas,sang pemilik rumah merupakan salah satu pengrajin di kabupaten Sikka yang kreatif dalam  menghasilkan karya seni berbahan alami.Bunga dan aneka tanaman dijual setelah potnya dilapisi pelepah pisang dan pintalan daun cemara.” Pelepah pisang muda dipotong dan diawetkan baru di kellir.Kalau lingkarannya dari daun cemara yang dipintal  “ ujar Thomas.Daun cemara dipintal menyerupai tali dan dililitkan disekeliling pot yang sudah dilapisi pelepah pisang.Waktu pameran hari koperasi 2013 di lapangan Kota Baru,Maumere,Gubernur NTT,Frans Lebu Raya memesan satu pot dan dua lagi pejabat lainnya.” Geburnur beli bunga Jamia “ beber Thomas.

Sejak remaja,bapak tiga anak ini sudah tertarik dan suka akan karya seni.Ketertarikannya berawal ketika menonton televisi yang meanmpilakan pengrajin dari pulau Jawa yang membuat aneka kerajinan berbahan baku bekas sampah dan bahan – bahan alami.” Saya lalu berpikir,kenapa tidak memanfaatkan bahan – bahan alam yang berlimpah di daerah kita “ tutur suami  dari Yohana Fransiska Sarmi ini.Ketika ada oreder untuk dekorasi pesta,dia memanfaatkan bahan-bahan alami seperti kayu,bambu,pelepah pisang dan aneka bahan lainnya.Ganbar latar juga dilukis sendiri memakai cat minyak.
Pria kelahiran Maumere,05 September 1979 ini memproduksi tirai,hiasan rumah,tas,dan kap lampu dari anyaman bambu.Selain itu dibuat kotak tisu,toples kue dan pot bunga dari anyaman pelepah pisang dan daun cemara.” Pesanan banyak,tetapi saya sendirian jadi banyak yang belum diselesaikan “ tutur Thomas.Beberapa anak muda di desa kata Thomas pernah diajak kerja tapi mereka mau digaji tetap setiap hari atau bulanan.” Saya tidak mampu bayar kalau sistem seperti ini.Saya mau barang laku baru bayar gaji.Kalau ada permintaan dekorasi mereka mau karena setelah kerja saya langsung kasih uang “ sebut Thomas.
Bapak dari Kristianus Rio Alfaro,Maria Dike Alfani dan Antonio Apriliano Alfares ini sering mengikuti pameran yang diadakan di kota Maumere.”Pameran pembangunan tahun 2008 kami juara dua karena dekorasi stand kami bagus “ beber Thomas.Dlam setahun bisa dua sampai tiga kali diajak oleh dinas perindustrian dan perdagangan.Pemilik Ega Handycraft ini juga pernah mengikuti pelatihan yang diadakan kementrian Perindustrian di Balai Diklat Industri regional VI denpasar tanggal 18 – 23 pebruari 2013.” Saya belajar kerajinan berbahan bambu “ sebut Thomas.

Banyak kendala yang dihadapi dalam mengembangkan usaha.selain modal dan tenaga kerja,beberapa bahan baku seperti kain untuk lapisan,lem dan lainnya harus dipesan dari Mataram.” Pengrajin kurang sehingga di toko tidak dijual  sebab  jarang yang beli “ sebut Thomas.

Pria yang pernah merantau ke Batam ini mempunyai keinginan untuk bisa mempunyai toko kerajinan sendiri dan bisa membuat beragam hasil kerajinan berbahan baku tenun ikat Sikka.” Kalau jual tenun ikat polos begitu saja  rugi,lebih baik domodifikasi jadi anake kerajinan biar jadi menarik dan harganya lebih mahal “ himbau Thomas. Membuat aneka kerajinan dilakoni Thomas  setelah selesai mengantar koran ke sejumlah pelanggan di pagi hari. 
(Ebed / media : www.floresbangkit.com)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger