Aneka bunga dan tanaman
hias memenuhi halaman rumah di desa Watuliwung,kecamatan Kangae,kabupaten
Sikka. Di halaman rumah berserakan bambu dan kayu lainnya.Kerajinan tangan
berbahan pelepah pisang dan bambu memenuhi ruangan rumah. Rumah sederhana
berdinding bambu belah (halar = bahasa Sikka) ini ditempati bapak Thomas Alfa
Edison beserta keluarga.
Thomas,sang pemilik
rumah merupakan salah satu pengrajin di kabupaten Sikka yang kreatif dalam menghasilkan karya seni berbahan alami.Bunga
dan aneka tanaman dijual setelah potnya dilapisi pelepah pisang dan pintalan
daun cemara.” Pelepah pisang muda dipotong dan diawetkan baru di kellir.Kalau
lingkarannya dari daun cemara yang dipintal
“ ujar Thomas.Daun cemara dipintal menyerupai tali dan dililitkan
disekeliling pot yang sudah dilapisi pelepah pisang.Waktu pameran hari koperasi
2013 di lapangan Kota Baru,Maumere,Gubernur NTT,Frans Lebu Raya memesan satu
pot dan dua lagi pejabat lainnya.” Geburnur beli bunga Jamia “ beber Thomas.
Sejak remaja,bapak tiga
anak ini sudah tertarik dan suka akan karya seni.Ketertarikannya berawal ketika
menonton televisi yang meanmpilakan pengrajin dari pulau Jawa yang membuat
aneka kerajinan berbahan baku bekas sampah dan bahan – bahan alami.” Saya lalu
berpikir,kenapa tidak memanfaatkan bahan – bahan alam yang berlimpah di daerah
kita “ tutur suami dari Yohana Fransiska
Sarmi ini.Ketika ada oreder untuk dekorasi pesta,dia memanfaatkan bahan-bahan
alami seperti kayu,bambu,pelepah pisang dan aneka bahan lainnya.Ganbar latar
juga dilukis sendiri memakai cat minyak.
Pria kelahiran
Maumere,05 September 1979 ini memproduksi tirai,hiasan rumah,tas,dan kap lampu
dari anyaman bambu.Selain itu dibuat kotak tisu,toples kue dan pot bunga dari
anyaman pelepah pisang dan daun cemara.” Pesanan banyak,tetapi saya sendirian
jadi banyak yang belum diselesaikan “ tutur Thomas.Beberapa anak muda di desa
kata Thomas pernah diajak kerja tapi mereka mau digaji tetap setiap hari atau
bulanan.” Saya tidak mampu bayar kalau sistem seperti ini.Saya mau barang laku
baru bayar gaji.Kalau ada permintaan dekorasi mereka mau karena setelah kerja
saya langsung kasih uang “ sebut Thomas.
Bapak dari Kristianus
Rio Alfaro,Maria Dike Alfani dan Antonio Apriliano Alfares ini sering mengikuti
pameran yang diadakan di kota Maumere.”Pameran pembangunan tahun 2008 kami
juara dua karena dekorasi stand kami bagus “ beber Thomas.Dlam setahun bisa dua
sampai tiga kali diajak oleh dinas perindustrian dan perdagangan.Pemilik Ega
Handycraft ini juga pernah mengikuti pelatihan yang diadakan kementrian
Perindustrian di Balai Diklat Industri regional VI denpasar tanggal 18 – 23
pebruari 2013.” Saya belajar kerajinan berbahan bambu “ sebut Thomas.
Banyak kendala yang
dihadapi dalam mengembangkan usaha.selain modal dan tenaga kerja,beberapa bahan
baku seperti kain untuk lapisan,lem dan lainnya harus dipesan dari Mataram.”
Pengrajin kurang sehingga di toko tidak dijual
sebab jarang yang beli “ sebut
Thomas.
Pria yang pernah merantau
ke Batam ini mempunyai keinginan untuk bisa mempunyai toko kerajinan sendiri
dan bisa membuat beragam hasil kerajinan berbahan baku tenun ikat Sikka.” Kalau
jual tenun ikat polos begitu saja
rugi,lebih baik domodifikasi jadi anake kerajinan biar jadi menarik dan
harganya lebih mahal “ himbau Thomas. Membuat aneka kerajinan dilakoni Thomas setelah selesai mengantar koran ke sejumlah
pelanggan di pagi hari.
(Ebed / media : www.floresbangkit.com)




Posting Komentar