Home
Kesehatan
Dinas Kesehatan Sikka,Kurang Respon Pengobatan Gratis
Dinas Kesehatan Sikka,Kurang Respon Pengobatan Gratis
+berincang+dengan+dokter+dan+team+pada+bakti+sosial.jpg) |
Bapak Alex (kaos putih) bersama kru Flores Bangkit ( kaos hijau bergaris) dan dokter Albert (kaos hitam) ketika bakti sosial pengobatan gratis di Mausambi, Maurole, Ropa, dan Mukusaki
|
Pengobatan gratis yang digelar yayasan sosial pembangunan masyarakat (Yaspem) bekerjasama dengan media online Floresbangkit.com dilakukan di tiga desa di kecamatan Maurole kabupaten Ende. Bertempat di desa Niranusa, Mausambi dan Aiwora, tenaga medis dari Yaspem dibawah kordinasi dokter Albert Yaralimanako dan Yoseph Gudipung yang disiapkan dinas kesehatan, Sabtu (14/09/2013) berkeliling di tiga titik lokasi pengungsian di yang terletak pinggir pantai ini. Meski team Yaspem telah menyiapkan berbagai obat,tenaga paramedis, kendaraan untuk transportasi dan mengangkut para pengungsi di di desa sekitar ke lokasi pengobatan namun hanya sedikit sekali pengungsi yang memanfaatkan jasa pengobatan gratis ini.Hal ini berbeda ketika dilakukan kegiatan yang sama minggu lalu,Rabu (04/09/2013) di desa Jagapo, kecamatan Maukaro kabupaten Ende dimana semua pengungsi yang ada sejak pagi antri menunggu giliran berobat. Aleksius Armanjaya,Manager Program dari Yaspem menyesalkan sikap dinas kesehatan kabupaten Sikka yang kurang respon dengan kegiatan ini. “ Baru kemarin siang mereka sampaikan ke para pengungsi tentang kegiatan ini. Seharusnya dua tiga hari sebelumnya biar pengungsi bisa menyiapkan waktu “ sebut Aleks. Menurut Aleks, kepala dinas kesehatan kabupaten Sikka seolah tidak menginginkan adanya kegiatan ini. “ Kami bisa saja buat pengobatan sendiri, tetapi dokter tidak diberi ijin oleh dinas. Kendalanya kami tidak mempunyai dokter.Kami diharuskan mengikuti jadwalnya dinas kesehatan “ tambah Aleks. Akibat kurangnya persiapan dan sosialisasi mengakibatkan para pengungsi yang sangat membutuihkan pelayanan kesehatan tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut. “ Banyak yang berada di kebun waktu diberitahu sehingga mereka tidak mengetahui ada kegiatan seperti ini “ sebut Wilhelmina, pengungsi asal desa Reruwairere yang ditemui di Mausambi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka,dr.Delly Pasande,Mkes,MMR yang dimintai konfirmasi Floresbangkit.com via telepon,Selasa (17/09/20130 mengatakan selama ini merespon segala kegiatan. “ saya pikir selama ini kami merespon setiap ada kerjasama oleh siapa saja” sebut Delly. Ditambahkan Kadis,masalah kesehatan harus didukung oleh setiap pemangku kepentingan .
Pengamatan Floresbangkit.com selama mengikuti dan support kegiatan ini,pengungsi Rokatenda yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Jagapos,Rabu (04/09/2013) hanya satu dua orang yang tidak hadir berbanding terbalik dengan kegiatan yang sama di tiga desa yang dilakukan hari ini,Sabtu (14/09/2013). Untuk Jagapos, menurut Aleks, seminggu sebelumnya petugas dari Yaspem sudah berulang kali memberitahukan dan menghimbau pengungsi dengan mendatangi langsung ke lokasi pengungsian.
Data yang didapat Floresbangkit.com menyebutkan bahwa jumlah pengungsi Rokatenda yang berada di lokasi pengungsian desa niranusa sebanyak 52 kepala keluarga. Sedangkan desa Mausambi ditempati 60 kepala keluarga ( 233 jiwa ) dan desa Aiwora sekitar 23 kepala keluarga. Bila sosialisasi dan himbaun dilakukan lebih intens bukan tidak mungkin, pengungsi akan antusias memanfaatkan jasa yang disiapkan secara gratis dan langsung di tempat tinggal mereka.( Ebed )
Ebed de Rosary : wartawan media online Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com dan ebedallanderosary.blogspot.com
Posting Komentar