
Mentari senja kembali
ke peraduan.Warna merahnya memancar dari kejauhan di samping gunung api
Rokatenda. Pulau Palue terlihat sama – samar tertutup mendung. Pandang mata
beralih menyapu laut lepas samping pulau Besar. Pohon bakau terlihat tumbuh
berkelompok di kedua sisi pantai. Usia pohon di atas 10 tahun dengan satu dua
pohon tampak kering dan mati.Dalam kesendirian menatap samudera dan menikmati
pasir putih pantai Belang memberi kesan tersendiri.
Dibiarkan
Seadanya
Berjarak 6 kilometer
dari Maumere, pantai Belang yang terletak persis di samping Belang Beach selalu
ramai dikunjungi warga kota Maumere di hari Minggu dan hari libur lainnya. Pondok
– pondok dibangun seadanya sekedar tempat berteduh bagi pengunjung. Pondok
tersebut juga dimanfaatkan menggelar makanan yang dibawa pengunjung yang datang
berkelompok. Atap pondok memakai daun kelapa dengan kayu penopang yang diikat
memakai ijuk. Batang kelapa menjadi tiang penopang dengan bambu sebagai alas
duduk. Hanya enam pondok dibangun.
“ Saya mau tambah lagi biar ada
sepuluh pondok “ ujar Endi Dinong sang pemilik. Menurut Endi, pantai sepanjang
± 500 meter tersebut dibiarkan apa adanya. “ Saya tak mau bangun pondok
tertutup dan rumah penginapan, nanti disalahgunakan buat tempat mesum “ tambah
ayah tiga anak ini. Pohon kelapa dan ketapang tumbuh liar tak ditata. Banyaknya
pohon menjadikan pantai ini teduh di tengah terik mentari yang menyengat. “
Saya sengaja biarkan pohon tumbuh supaya nantinya bisa jadi hutan yang rimbun dan menyejukan “
tambahnya.
Tak
Banyak Menguras Kantong
Plesir di pantai Belang
, pengunjung tak perlu membawa banyak uang. Bagi yang membawa motor dikenakan
biaya parkir 5 ribu, mobil 10 ribu seharian. Memakai pondok dikenakan biaya 20
ribu. Pengunjungpun tidak dikenakan tarif masuk. Hari minggu ketika disambangi,
tempat ini penuh pengunjung. Anak – anak dan orang dewasa terlihat asyik
berenang menggunakan pelampung dan ban dalam mobil bekas yang diisi angin dengan
harga sewa 5 ribu rupiah. Banyak pengunjung
memanfaatkan pasir putih kehitaman yang membentang sepanjang 100 meter dengan
lebar 20 meter untuk bermain bola. Seorang penjaga stand by memantau pengunjung
dan siap memanjat kelapa muda ketika ada yang membelinya. Untuk satu buah
kelapa muda,pengunjung hanya merogoh kocek seribu rupiah. Tak terlihat kamar
mandi dan wc di areal pantai. Tapi tak perlu kuatir. Kamar mandi di rumah pemilik yang berjarak 30 meter dari
pantai disiapkan untuk mandi dan berganti pakaian selesai berenang.
Berada di Maumere, ada
baiknya mampir ke pantai Belang. “
Gratis bila hanya sekedar duduk menikmati keindahan pantai pasir putih “ tutur
Endi mempromosikan pantai Belang.
( Ebed de Rosary / derosaryebed.blogspot.com )

Posting Komentar