Aktif Menjadi Relawan
Meletusnya gunung api Rokatenda menjadikan Patrik terpanggil untuk menjadi anggota team relawan. “ Saya terpaksa berhenti kerja karena perusahaan tidak memberikan ijin “ ujar Patrik. Mahasiswa semester akhir program studi komunikasi fakultas ilmu sosial universitas Nusa Nipa (Unipa ) Maumere ini, terjun membantu korban bencana ketika terjadi bencana angin kencang yang melanda kabupaten Sikka di tahun 2010. “ Saya ikut dalam team mendistribusikan bantuan ke desa – desa di kecamatan Mapitara, Mego, Tanawawo dan Talbura “ sebut lelaki kelahiran 21 Pebruari 1983 ini. Ketika terjadi bencana Rokatenda dia terlihat sibuk di posko pengungsian bersama 9 temannya dari mahasiswa pencinta alam universitas Nusa Nipa Maumere (Unipala). “ Masa tanggap darurat pertama kami ada 4 orang,sedangkan masa tanggap darurat kedua kami ada enam orang “ beber Patrik. Hampir sebulan tidur di lokasi pengungsian di kantor bupati Sikka lama, Maumere, kata Patrik ketika ditanya mengenai keberadaannya di lokasi pengungsian. Anak dari (Alm) Marcedius Padeng dan Rosalia Langoday ini masih menyempatkan diri ke posko pengungsi Rokatenda meski tugas team relawan telah berakhir. Ketika digelar bakti sosial pengobatan gratis bagi pengungsi Rokatenda di desa Niranusa,Ropa,Aiwora,dan Mausambi di kecamatan Maurole kabupaten Ende yang diselenggarakan Yaspem dan Floresbangkit.com,Sabtu (14/09/2013) dia terlihat aktif menghimbau pengungsi untuk berobat.
Bahagia Bisa Membantu Sesama
Selain menjadi team relawan di posko pengungsi Rokatenda, beberapa bulan sebelumnya,Patrik bersama rekan-rekannya mencari dana bagi pemngungsi Rokatenda. “ Kami ngamen di lampu-lampu merah di kota Maumere “ beber lelaki 30 tahun ini.Selain itu, pencarian dana dilakukan dengan pemutaran film di kampung – kampung memakai peralatan yang dipinjam dinas perhubungan, komunikasi dan informasi kabupaten Sikka. Konser amal di Mall Barata dan di depan Katedral Maumere juga dilakukan demi terkumpulnya dana buat disumbangkan ke pengungsi Rokatenda.Selama menjadi relawan dan membantu pengungsi Rokatenda,menurut patrik, dia tidak mengalami kendala berarti. ” Kerjasama dengan BPBD terjalin baik,mereka support. Paling masalah komunikasi saja dengan pengungsi. Ada yang complain masalah pelayanan dan bantuan “ tutur anak bungsu dari empat bersaudara ini. Semua anggota team relawan yang bertugas bergabung dalam sebuah wadah bersama yang dinamakan “ Resccue Bro “ ( singkatan dari Resccue Brother ).” Ada kenikmatan tersendiri bisa membantu orang lain. Saya merasakan kesuksesan bila bisa membantu orang lain “ sebutnya menutup pembicaraan. (Ebed)
Ebed de Rosary : wartawan media online Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com dan ebedallanderosary.blogspot.com
Posting Komentar