Sinode Keuskupan
Maumere yang digelar sejak tanggal 20 oktober 2013, hari ini Jumad (25/10/2013)
akan berakhir. Dalam pernyataan akhir yang diterima FBC disebutkan Sinode Keuskupan
Maumere yang diselenggarakan dalam bingkai Tahun Iman dimaknai sebagai jalan
untuk menemukan kembali isi iman di tengah realitas konkret.
Dari
Basis
Tuhan, Engkau saja yang
membuat Sinode ini berjalan dengan benar dan sejati, demikian dikatakan uskup
maumere,Mgr.Gerulfus Kherubim Pareira, SVD mengawali sambutannya di hadapan
peserta Sinode dalam pleno yang membahas kesepakatan akhir peserta tentang
finalisasi Renstra Pastoral. Menyapa peserta Sinode dengan sebutan Sinodus,
Uskup membuat peserta tertawa mendengarnya. Uskup Kherubim menyebutkan, 3 pilar
yakni awam, biarawan dan biarawati diperlukan untuk membangun gereja secara
bersama. “ Apa yang sudah kita peroleh dan hasilkan dalam Sinode ini kita bawa
pulang, bicara bersama,duduk bersama, berpikir bersama dan bersama bekerja
untuk membangun gereja “ pinta Uskup Kherubim. Kita harus melihat tolak ukur kita dari basis,
membangun dari basis. Peran utama tentu para imam, sebut Uskup Kherubim. Apakah
kita sudah berbuat melayani umat dengan lebih baik dan membuat mereka bertumbuh
dalam iman, tanya Uskup Maumere kepada para biarawan – biarawati peserta
Sinode. “ Para biarawan – biarawati jangan cuma tinggal di kota saja tapi mulai
berpikir untuk bekerja menjadi saksi Krtistus di luar kota Maumere. Ada banyak
paroki yang membutuhkan pelayanan “ tegasnya. Pantauan FBC di lokasi Sinode,
jumad (25/10/2013) peserta antusias dan terlihat bersemangat mengikuti sesi
tanya jawab bersama Uskup Maumere yang dipandu ketua moderator Rm.Wilfrid
Valance, Pr didampingi Sekertaris OC Rm.Ephivanus M.N.Rimo,Pr.
Tekad
Peserta
Dalam paparan draft
akhir yang dibacakan dan dibagikan ke setiap peserta disebutkan,gereja lokal
berusia delapan tahun dengan jumlah umat Katolik 282.756 jiwa, 56.845 KK, yang
tersebar di 35 Paroki, 2708 komunitas umat basis (KUB) banyak warganya
berpendapatan rendah, bahkan air minum pun sulit diakses tetapi cenderung pesta
pora dan tidak terlibat dalam kegiatan gereja. Keluarga berantakan akibat
maraknya KDRT, lemahnya pendidikan nilai, tidak memiliki pemahaman politik
kritis berhadapan dengan negara yang tidak peduli sementara kualitas
fungsionaris pastoralnya lemah. Berpijak pada potret buram tersebut, peserta
Sinode Keuskupan Maumere bertekad, melakukan upaya pemberdayaan fungsionaris
pastoral, memberdayakan ekonomi umat dan warga, mengembangkan kesadaran politik
kritis di kalangan umat dan warga. Selain itu juga,meningkatkan ketahanan
keluarga – keluarga Katolik pada jaman ini, mengembangkan solidaritas Kristiani
dan mengembagkan ketahanan umat dan warga menghadapai kecenderungan ke arah
kesenangan dan pesta pora.
(
Ebed / derosaryebed.blogspot.com)


Posting Komentar