Selamat datang di Flores Island

Wair Baluk Warisan Xaverius di Nuba Baluk

Sabtu, 02 November 20130 komentar


Terletak di desa Ipir kecamatan Bola, sumur Baluk bisa ditempuh dengan berkendara sejauh 24 kilometer dari kota Maumere. Setelah melihat jejak Portugis yang ditandai dengan WatuCrus ( Batu Salib ), ada baiknya mampir ke Sumur Baluk yang terletak ± 20 meter sebelah barat.

Masih Dikonsumsi

Berada persis di dasar jalan aspal yang menurun tajam dengan kemiringan 45 derajat, sumur tua peninggalan Portugis ini masih ramai di penuhi warga yang menimba airnya untuk dikonsumsi. “ Sebelum ada air PAM warga beberapa desa sekitar mengkonsumsi air sumur ini “ ujar Genoveva. Kepada floresbangkit.com yang menemuinya di lokasi sumur, Selasa (22/10/2013)  Genoveva menyebutkan kalau Sabtu dan Minggu banyak warga yang datang mengambil air di sumur tersebut dan mandi areal sumur. “ Warga dusun Wolowora desa Umauta dan desa Ipir masih banyak yang timba air di sini “ sebutnya. Disaksikan FBC warga sekitar sumur silih berganti membawa jeriken kapasitas 5 liter mengisi air. Walau berjarak 10 meter dari bibir pantai, air dari sumur berasa tawar dan bersih. Sumur berdiameter 2,5 meter ini berada di areal berbentuk lingkaran dikelilingi tembok setinggi 3 meter. Kedalaman sumur 5 meter memudahkan kita menimba airnya memakai jeriken 5 liter dengan tali sebesar jari kelingking. Terlihat 4 bak selebar 50 sentimeter terletak di bagian belakang sumur buat menampung air untuk mandi.

Tongkat Xaverius

Baluk merupakan nama panglima perang asal Bola yang pemberani. Kepahlawanan dan kehebatan Baluk sampai Pantai Bola dimateraikan dengan namanya, bahkan sumur Portugis itu juga diberi nama Wair Baluk (air Baluk). Wair Baluk itulah yang menyegarkan dan mengharumkan masyarakat Bola dengan syair terkenal: blatan plahar, blatan plahar, wair Baluk blatan plahar. Mi hure, mi hure, otang Bola mi hure yang artinya dinginnya ketawaran air Baluk, dapat membuat orang suka minum dan merasa betah.
“ Air sumur ini tidak pernah kering meski musim kemarau. Tahun 80 – an orang tua kami dan warga beberapa desa semua ambil air di sumur ini “ tutur Stefania, siswi SMAN 1 Bola. Memang sumur yang dibangun tahun 1600-an ini tampak tua. Tulisan di badan sumur yang sudah terkelupas menerangkan Wair Baluk dibangun kembali tahun 1923. Ini terlihat dari susunan batu bulat di bagian dalam sumur yang membentuk lingkaran sudah berlumut dan berwarna kehitaman.mpak beberapa masyarakat sedang beraktivitas di lokasi sumur baluk. Masyarakat sekitar meyakini, Wair Baluk adalah bekas tancapan tongkat St. Fransiskus Xaverius saat itu.


Penulis : Ebed de Rosary / derosaryebed.blogspot.om
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger