Selamat datang di Flores Island

Kades dan Kelompok Tani, Raih Adhi Karya Pangan

Kamis, 12 Desember 20130 komentar

Meraih penghargaan tingkat propinsi merupakan sebuah kebanggaan. Hal ini dirasakan Yohanes Babanong, kepala desa Munerana kecamatan Hewokloang kabupaten Sikka ketika dirinya meraih penghargaan Adhi Karya Pangan tingkat propinsi. Bagi Babanong juara tiga yang diraihnya untuk kategori pembina kelompok tani sungguh merupakan sebuah prestasi yang perlu disyukuri. “ Saya sangat bersyukur bisa mendapat penghargaan ini. Ini adalah buah kerja keras dan penyertaan Tuhan “ ujarnya kepada floresbangkit.com yang menemuinya di puncak peringatan hari pangan sedunia yang digelar di halaman kantor badan ketahanan pangan dan penyuluhan kabupaten Sikka, Rabu (20/11/2013).
Selain itu kelompok tani Akasia yang didampingi Kades Munurena juga meraih penghargaan yang sama, juara tiga untuk pengolahan pangan lokal Ashoda. Lutgardus Bunga Eldis ketua kelompok tani Akasia yang ditemui FBC di tempat yang sama menuturkan makanan Ashoda ( Asli Ai Ou Da’an / asli ubi kayu mentah) diproduksi dari ubi kayu. Ubi kayu dikupas dan direndam di air selama tiga malam. Setelah itu ubi kayu dihancurkan dan dijemur. “ Butiran – butiran ubi kayu yang dijemur tersebut dimasukan ke dalam kemasan dan siap dikonsumsi menggantikan beras “ papar Eldis. Ashoda tersebut dijual kepada anggota kelompok sebanyak 24 orang dan masyarakat sekitar. Kalau jual di pasar kurang laku, banyak yang belum terbiasa mengkonsumsinya, sebutnya. 
Harus Sering Turun

Pemerintah daerah  hendaknya bukan saja membuat program tapi harus lebih fokus dalam pendampingan dan evaluasi hasil di lapangan. Baik Babanong maupun Eldis berharap  agar program ketahanan pangan yang digalakkan pemerintah harus  dilakukan hingga ke desa dengan membangun lumbung desa. “ Program lumbung desa cukup efektif untuk mengatasi kekurangan pangan “ tandas Kades Babanong. Menurut keduanya, program ketahanan pangan yang menjadi program prioritas Bupati Sikka 5 tahun ke depan harus dibarengi dan didukung dengan kerja keras semua elemen dari Dinas pertanian,badan ketahanan pangan dan penyuluhan hingga aparat di tingkat desa.” Petugas penyuluh pertanian harus sering turun ke desa dan dibekali dengan ilmu pertanian terbaru “ kata babanong. Kelangkaan pupuk dan mahalnya harga hendaknya menurut keduanya harus bisa diatasi pemerintah daerah.
Keduanya juga  berharap agar pemerintah daerah bisa membantu kelompok tani untuk mengembangkan pengolahan pangan lokal dan produk pertanian lainnya sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar.” Kami butuh bantuan alat – alat untuk membuat kue dari bahan pangan lokal “ papar Eldis.Selain memproduksi Ashoda, kelompok Akasia juga memproduksi minyak kelapa murni dan kue – kue berbahan pangan lokal.

Untuk diketahui, di desa Munerana sudah terbentuk Gapoktan Tirun Blutuk yang  membawahi 16 kelompok tani yang bergerak di pertanian pangan dan perkebunan. 

 Ebed de Rosary : wartawan media online  Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com  dan  ebedallanderosary.blogspot.com

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger