
"Pemimpin yang baik itu tahu diri. Artinya, tahu kemampuannya, baik kognitif dan afektif (sikap). Kalau pintar, tapi sombong dan bermental korup, juga kurang bagus. Pun sebaliknya kalau sikap baik tapi tanganga (bengong dan telat mikir), serta tidak memiliki basic kognitif yang memadai, juga tidak pas dipilih sebagai pemimpin," kata Manbait.
Pengalaman bagi Manbait juga penting agar tidak salah mengambil kebijakan terkait kepentingan publik.
"Ada yang berkoar-koar telah berpengalaman tapi tidak punya rasa peduli kepada rakyat kecil. Ada yang bilang berpengalaman dalam birokrat tapi punya mental korup, juga tidak bagus dipilih jadi pemimpin," katanya.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Sikka, Frans Bapa, mengatakan, masyarakat Sikka sudah cerdas memilih pemimpin NTT. Dan, masyarakat Sikka pasti akan memilih pemimpin yang berpengalaman dari kalangan birokrat dan yang masih muda.
"Saya secara pribadi pasti memilih pemimpin yang punya pengalaman dan dari kalangan birokrat. Kenapa saya tegas yang pengalaman dan birokrat, karena menjadi pemimpin di NTT butuh orang yang membangun NTT secara jelas dengan program jelas. Yang jadi pemimpin juga harus muda. NTT daerah kepulauan sehingga butuh yang muda juga," kata Frans, dihubungi di Waepare, Maumere, Selasa (8/1/2013) siang.
Editor : omdsmy_novemy_leo
Sumber : Pos Kupang
Posting Komentar