Dinas perindustrian dan
perdagangan diminta untuk selalu memantau perkembangan harga komoditi sehingga
tidak dipermainkan oleh pedagang.Hal ini ditegaskan oleh beberapa petani yang
ditemui di Magepanda, Minggu (01/09/2013). ” Harga mente masih murah,kami jual
8 ribu sekilo. Hasil juga menurun jauh membuat kami tidak dapat untung “ sebut
Hendrik. Pemerintah juga dituntut untuk
serius memperhatikan dan memantau harga komoditi pertanian dan perkebunan. “
Pemerintah harus pantau terus harga dan memberitakannya biar masyarakat jadi
tahu “ harap Ibu Maria,warga kecamatan Alok Timur yang ditemui di rumahnya,Minggu
(01/09/2013).
Kepala dinas
perindustrian dan perdagangan kabupaten Sikka,Drs.Kensius Didimus yang ditemui
Flores Bangkit Rabu ( 21/08/2013) di
pasar Tingkat Maumere,menjelaskan,setiap hari dinas perindustrian dan
perdagangan melakukan pantauan harga dan seminggu sekali kami terbitkan dan berikan
kepada RPD (radio pemerintah daerah ) untuk diberitakan kepada masyarakat. “
Biar masyarakat bisa ikuti perkembangan harga “ ujar Kensius.
Dalam kaitan dengan
harga pasar ini,t ambah Kadis Kensius,selalu fluktuasi. Pedagang besar mengikuti
harga di Surabaya. “ Jadi kalau disana harga naik,disini juga naik.Tetapi
kenaikan tidak ikut lurus – lurus disana,pasti mereka tekan sedikit “ sebut
Didimus. Kadis menjelaskan,kalau dulu ada team negosiasi harga tetapi program
kegiatan tersebut sudah tidak dianggarkan lagi dalam dokumen pelaksanaan
anggaran.” Mudah – mudahan di tahun 2014 dengan memakai sistem jaringan dan
akses langsung,kita bisa ikuti perkembangan harga setiap saat .Sekarang masih
dipantau secara manual “ tambah Didimus.
Pemerintah daerah
kabupaten Sikka berencana agar produk
unggulan seperti kelapa, mente, rumput laut dan kakao bisa jadi produk
prioritas. “ Diolah sehingga bisa jadi produk berbahan jadi “ sebut Kensius. Kadis
mencontohkan mente,disperindag sudah ada kelompok binaan dan akan diberikan
alat pengupas kulit sehingga harga jual bisa lebih mahal. Bila harga komoditi
meningkat maka kesejahteraan petani juga dengan sendirinya meningkat.
Untuk
diketahui,masyarakat desa biasa menjual hasil pertanian dan perkebunan ke
pembeli yang masuk keluar kampung memakai mobil pick up. Selisih harga jual di
pedagang pengumpul dan pedagang besar di kota Maumere 1000 hingga 3000 rupiah per kilogram menjadi alasan petani melego hasil pertanian
dan perkebunan mereka. Maria dan Hendrik juga petani lainnya berharap agar
pemerintah kabupaten Sikka,harus berani mematok harga beli untuk pedagang di
kabupaten Sikka sehingga mereka tidak seenaknya menaikan dan menurunkan harga..(
Ebed )
Posting Komentar