
Jembatan di dusun Nebe
A, yang menghubungkan warga dusun Nebe A dan dusun Nebe B desa Bangkoor
kecamatan Talibura kabupaten Sikka yang selesai dibangun bulan Februari 2013
terkesan asal dibangun. Jembatan sepanjang ± 10 meter tersebut dan dibangun
melingkar 30 derajat dan berada ± 3 meter sebelah selatan jembatan lama ini tidak
mengalirkan air kali secara maksimal.
Susun
Batu
Pantauan FBC di lokasi
jembatan ini, Sabtu (05/10/2013) terlihat batu dan pasir menumpuk setinggi ± 1
meter menggenangi sisi selatan yang menjadi pintu masuk air. Air hanya melewati
celah sempit di dasar jembatan. Lima gorong – gorong berdiameter ± 70
sentimeter berada lebih tinggi semeter dari dasar jembatan. Badan jembatan terlihat
retak selebar 5 sentimeter di kedua sisi membentuk garis panjang. Batu – batu tanggul
yang disusun di antara jembatan lama dan baru di bagian barat sudah ambruk dan
menghalangi aliran air. Bagian ujung barat jembatan dibuat lebih tinggi 30
sentimeter dari jalan aspal menjadikan pengemudi terpaksa menyusun batu - batu besar biar bisa dilewati mobil.
Jembatan lama di sisi utara yang berjarak 4 meter sudah tidak dapat
dipergunakan akibat ambruk.
Air
Tergenang
Yohanes Meak dan
Florensius Gelak, warga dusun Nebe A yang ditemui FBC di rumahnya,Sabtu
(04/10/2013) menyesalkan pembangunan jembatan yang terkesan asal – asalan. “
Kalau hujan lebat dan banjir, air tidsak bisa mengalir melewati gorong – gorong
karena diameternya kecil “ ujar Florensius. Menurutnya, kondisi tanah di dusun
Nebe A yang lebih rendah dari permukaan laut menyebabkab banjir ketika curah
hujan tinggi dan air laut pasang. “ Air mengalir setinggi 30 sentimeter di atas
jembatan membuat kendaraan tidak bisa melintasi jembatan “ tambah Yohanes.
Kalau saja lubang gorong – gorong lebih lebar, urai Yohanes,tentu air tidak
tergenang di jembatan dan meluber dan menggenangi rumah – rumah warga sekitar. Kepala desa
Bangkoor,Asimundus Abdon da Cunha yang dihubungi FBC dvia telepon dari Maumere,
Senin (07/10/2013) mengatakan; dulu sebelum bangun jembatan baru tersebut,
dinas PU menyebutkan bahwa jembatan lama yang sudah ambruk akan dibongkar dulu,
tetapi hingga selesai pengerjaan, jembatan lama yang ambruk tidak diangkut.
Ditambahakan Asi, bila dilihat bangunan ini bukan jembatan tapi cross way. “
Kalau hujan banjir menggenangi rumah warga sekitar jembatan bahkan kantor desa
juga tergenang. Bukannya bangun jembatan tapi ini seperti bendungan yang
menahan air saja “ sebutnya. Ditambahkan Asi, hari ini, Senin (07/10/2013) ada
mobil yang menurunkan pasir di areal sekitar jembatan, katanya jembatannya mau direndahkan
biar air bisa mengalir lewat bagian atas jembatan.
Sungguh aneh, jembatan yang
selalu dilintasi air kali ini dibangun dan harus dikerjakan ulang lagi. Bila
pengerjaan dilakukan setelah adanya survey dan kajian mendalam, tentunya dana
yang harus dikeluarkan tidak terbuang percuma. ( Ebed / www.floresbangkit.com)
Posting Komentar