Ada yang berbeda ketika
bertemu dengan kepala dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten
Sikka,Drs.Kensius Didimus.Ketika disambangi ke kantornya,Flores Bangkit di
suruh menemuinya di pasar tingkat Maumere.” Mulai akhir Juli saya berkantor di
pasar “ ujar Kensius.Sejak bulan Juli tahun 2013 setiap hari Selasa sampai
Jumat berkantor di pasar. Selasa berkantor di pasar Alok,Rabu Kadis berkantor
di pasar tingkat Maumere,hari kamis dan Jumat berkantor di pasar Wairkoja.”
Hari Senin dan Sabtu baru saya ada di kantor “ tambah Didimus. Kadis Kensius
mengatakan,kegiatan ini dilakukan untuk meninhgkatkan penerimaan PAD
(pendapatan asli daerah ) dan melihat dari dekat sejauh mana partisipasi
pengelolaan pasar dan tanggung jawab petugas.
Setelah berkantor di
pasar,kata Kadis Kensius,ditemukan dua hal yang perlu dibenahi yaitu pembenahan administrasi dan pembinaan petugas
pengelola.” Setelah dua bulan melakukan pembenahan,sudah ada peningkatan penerimaan
“ beber Didimus.Tahun 2012,dari target 2 miliar lebih Cuma tercapai 53 persen
saja. Tahun ini,sejak januari hingga Juli,dengan target yang sama pencapaiannya
sudah 51 persen ( 51 % ). “ Kami optimis,taget yang diberikan bisa terlampaui “
kata Kensius.
Pembenahan yang
dilakukan,sebut Kadis kensius dengan
melakukan penataan,pembinaan dan pengawasan pasar. “ Mendata segala potensi
yang ada di 13 pasaryang ada sehingga penetapan target sesuai potensi pasar
tersebut “ tegas Kensius. Pasar tingkat Maumere contohnya, menurut Kadis
Didimus,setelah dilakukan pendataan kondisi riil pemasukannya Cuma 674 juta
,lebih rendah dari target 774 juta.”
Tahun anggaran baru akan dibenahi lagi sesuai potensi penerimaan yang ada “ sebut Kensius.
Banyak kendala yang
dihadapi,tutur Kensius dan terus dilakukan pembenahan.Dari pihak
pengelola pasar; sumber daya manusia
(SDM) masih rendah,perlu diberikan diklat (pendidikan dan pelatihan )
khusus.Para pengguna juga SDM nya rendah,untuk itu sebut Didimus,diberikan
sentuhan dengan melakukan pendekatan dan
komunikasi.selain itu,tambah Diidimus,fasilitas penunjang. “ Kita tidak bisa
membedakan petugas keamanan dan pengguna karena petugas tidak berseragam “
beber Kensius.
Selain melakukan
pembenahan ke luar,pembenahan ke dalam juga dilakukan.Kendala yang dihadapi di
Disperindag adalah kurangnya pegawai.Diharapkan di masing – masing bidang harus
ada kepala seksi dan staffnya. “ Minimal
satu seksi ditambah dua pegawai “ tegas
kensius.Yang paling potensial kita forsirkan tenaga ke pasar.Pegawai di pasar
juga masih kurang,sementara ,menurut Kensius cuma ada dua PNS saja dan masih
kurang dua orang.Selain itu,tambah Kadis,fasilitas penunjang juga masih kurang
seperti alat alat kebersihan.” Kita harapkan ada mobil yang roda tiga sehingga
bisa angkut dan buang ke tempat pembuangan sampah.Kami bisa kelola sendiri bisa
dikasih mobil sampah “ kata Kensius. (
Ebed )
Ebed de Rosary : wartawan media online floresbangkit.com
Posting Komentar