Selamat datang di Flores Island

Pedagang Berharap Pasar di Maumere Secepatnya Ditata

Minggu, 10 November 20130 komentar

Kensius Didimus (tengah) diapit kepala pasar Alok (kanan)
 dan kepala pasar Tingkat
Pasar di kabupaten Sikka bagi kebanyakan pembeli terlihat kumuh dan semrawut. Pasar Geliting, sebelum pedagang dipindahkan ke pasar Wairkoja, bertahun – tahun dibiarkan tak terawat dan kumuh. Pedagang menggelar dagangan di badan jalan. Sampah ditumpuk dipinggir jalan. Keluhan pengguna jalan yang selalu mengalami kemacetan terjawab ketika ada pergantian Bupati. Sebulan setelah bertugas, Juli 2013 pedagang pasar Geliting ditertibkan dan dipindahklan ke pasar Wairkoja. Pembenahan dan penataan pasar terus dilakukan.

Ada Kekuatan Hukum

Kepala dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Sikka, Drs.Kensius Didimus yang ditemui floresbangkit.com di kantornya, Jl. El Tari, Maumere, Sabtu (21/09/2013) mengatakan bahwa penataan pasar sedang digalakkan beberapa bulan terakhir ini. “ Sudah tiga bulan lebih dalam seminggu lima hari saya berkantor pasar agar bisa melihat secara dekat dan mendata segala kekurangan. Saya juga ingin melihat sejauh mana aktifitas dan kerja para petugas kami agar bisa mengambil kebijakan dan langkah perbaikan “ ujar Kensius. Ketika ditemui FBC di kantornya, Kadis Kensius didampingi oleh kepala pasar  Alok, Carlo DS Bunganaen dan kepala  pasar Maumere ( pasar Tingkat ), Bay Langko. Menurut Kensius, Dipendag melakukan pembenahan administrasi dengan membuat kontrak kerja dengan para pedagang yang mengontrak los atau kios. Dengan begitu, sebut Kensius, ada kekuatan hukum bagi pedagang. Hak dan kewajiban dua pihak diatur.” Pedagang diberikan motivasi dan merasa tidak takut atau tertekan dalam berjualan “ beber Didimus. Selain itu, setiap bangunan baru menurut Kensius diwajibkan mengajukan permohonan penggunaan lahan  dan harus mendapat ijin dari pengelola. Mariati pedagang perlengkapan rumah tangga yang ditemui FBC di Pasar Tingkat Maumere, Selasa (01/10/2013) mengatakan; pedagang membayar setiap bulan bagi yang mempunyai los dan kios. “ Ada suratnya  juga, kami kalau bayar juga dikasih kwitansi “ ujarnya. Pedagang sayur dan hasil kebun yang ditemui mengatakan mereka dipungut uang sebesar seribu rupiah sehari. Kadis Dipendag melarang  pedagang besar (grosir)  menjual barang secara eceran karena akan mematikan pedagang eceran.

Sampah Berserakan


 Niko seorang pedagang sayur dan bumbu masak di sisi timur pasar   menuturkan ; mereka dikasih tempat dan bayar retribusi. Pedagang  sayur yang lainnya meminta supaya sampah yang memenuhi tempat sampah diangkat setiap hari pagi dan soreh hari.“ Sampah ini diangkut tiga hari sekali sehingga penuh dan berserakan di jalan“  komplain Niko. Ditambahkan Niko, tukang ojek suka suruh bakar saja tapi pedagang melarangnya. Ketika ditemui FBC, Niko sedang menyapu sampah yang berserakan di sekitar tempat sampah. “ Kami ini pedagang sayur,kalau lokasi sekitar kotor pedagang tidak akan mampir “ kata Niko. Dua tempat sampah di sisi timur Pasar Tingkat penuh dengan sampah sehingga membuat sampah berserakan dan beterbangan tertiup angin kencang. Hampir setiap pasar besar di kota Maumere terdapat penjual sayur mayur dan hasil kebun seperti singkong, cabe, sirih pinang dan lainnya yang menggelar dagangan dalam jumlah kecil. Mereka menitip pesan agar pemerintah bisa menata pasar , memperhatikan nasib mereka  dan membenahi kebersihan pasar. ( Ebed )

Ebed de Rosary : wartawan media online floresbangkit.com
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger