![]() |
Kensius Didimus (tengah) diapit kepala pasar Alok (kanan) dan kepala pasar Tingkat |
Pasar di kabupaten
Sikka bagi kebanyakan pembeli terlihat kumuh dan semrawut. Pasar Geliting,
sebelum pedagang dipindahkan ke pasar Wairkoja, bertahun – tahun dibiarkan tak terawat
dan kumuh. Pedagang menggelar dagangan di badan jalan. Sampah ditumpuk dipinggir
jalan. Keluhan pengguna jalan yang selalu mengalami kemacetan terjawab ketika
ada pergantian Bupati. Sebulan setelah bertugas, Juli 2013 pedagang pasar
Geliting ditertibkan dan dipindahklan ke pasar Wairkoja. Pembenahan dan
penataan pasar terus dilakukan.
Ada
Kekuatan Hukum
Kepala dinas
perindustrian dan perdagangan kabupaten Sikka, Drs.Kensius Didimus yang ditemui floresbangkit.com di kantornya, Jl. El Tari, Maumere, Sabtu (21/09/2013) mengatakan bahwa
penataan pasar sedang digalakkan beberapa bulan terakhir ini. “ Sudah tiga
bulan lebih dalam seminggu lima hari saya berkantor pasar agar bisa melihat
secara dekat dan mendata segala kekurangan. Saya juga ingin melihat sejauh mana
aktifitas dan kerja para petugas kami agar bisa mengambil kebijakan dan langkah
perbaikan “ ujar Kensius. Ketika ditemui FBC di kantornya, Kadis Kensius
didampingi oleh kepala pasar Alok, Carlo
DS Bunganaen dan kepala pasar Maumere (
pasar Tingkat ), Bay Langko. Menurut Kensius, Dipendag melakukan pembenahan
administrasi dengan membuat kontrak kerja dengan para pedagang yang mengontrak
los atau kios. Dengan begitu, sebut Kensius, ada kekuatan hukum bagi pedagang.
Hak dan kewajiban dua pihak diatur.” Pedagang diberikan motivasi dan merasa tidak
takut atau tertekan dalam berjualan “ beber Didimus. Selain itu, setiap
bangunan baru menurut Kensius diwajibkan mengajukan permohonan penggunaan lahan
dan harus mendapat ijin dari pengelola. Mariati
pedagang perlengkapan rumah tangga yang ditemui FBC di Pasar Tingkat Maumere,
Selasa (01/10/2013) mengatakan; pedagang membayar setiap bulan bagi yang
mempunyai los dan kios. “ Ada suratnya
juga, kami kalau bayar juga dikasih kwitansi “ ujarnya. Pedagang sayur
dan hasil kebun yang ditemui mengatakan mereka dipungut uang sebesar seribu
rupiah sehari. Kadis Dipendag melarang pedagang besar (grosir) menjual barang secara eceran karena akan
mematikan pedagang eceran.
Sampah
Berserakan
Niko seorang pedagang sayur dan bumbu masak di
sisi timur pasar menuturkan ; mereka
dikasih tempat dan bayar retribusi. Pedagang
sayur yang lainnya meminta supaya sampah yang memenuhi tempat sampah
diangkat setiap hari pagi dan soreh hari.“ Sampah ini diangkut tiga hari sekali
sehingga penuh dan berserakan di jalan“ komplain
Niko. Ditambahkan Niko, tukang ojek suka suruh bakar saja tapi pedagang
melarangnya. Ketika ditemui FBC, Niko sedang menyapu sampah yang berserakan di
sekitar tempat sampah. “ Kami ini pedagang sayur,kalau lokasi sekitar kotor
pedagang tidak akan mampir “ kata Niko. Dua tempat sampah di sisi timur Pasar
Tingkat penuh dengan sampah sehingga membuat sampah berserakan dan beterbangan
tertiup angin kencang. Hampir setiap pasar besar di kota Maumere terdapat
penjual sayur mayur dan hasil kebun seperti singkong, cabe, sirih pinang dan
lainnya yang menggelar dagangan dalam jumlah kecil. Mereka menitip pesan agar
pemerintah bisa menata pasar , memperhatikan nasib mereka dan membenahi kebersihan pasar. ( Ebed )
Ebed de Rosary : wartawan media online floresbangkit.com
Posting Komentar