
Sinode pertama yang
digelar Keuskupan Maumere mengambil tempat di Frateran BHK memasuki hari ke
empat. Kamis (24/10/2013) siang, 500 peserta dibagi dalam 17 kelompok guna membahas
berbagai persoalan sesuai bidang yang sudah didentifikasi dalam dua hari ini.
Pantauan FBC di lokasi kegiatan, Kamis (24/10/2013) setelah makan sidang dan
pleno, peserta mulai berpencar menuju ruangan kelas di SMP Frateran dan SMA
Frateran di dalam areal Frateran BHK setelah membaca nama yang ditempel di
papan pengumuman.
Lima
Persoalan
Dari berbagai persoalan
yang mengemuka dan diidentifikasi dua hari kemarin, setelah melewati pleno hari
ini para peserta Sinode dipecah ke dalam kelompok - kelompok untuk membahasnya.
“ Siang ini akan dibahas berbagai persoalan yang dirangkum dan dibagi ke dalam kelompok
membahas lima persoalan utama “ ujar peserta asal paroki Thomas Morus yang
sedang sibuk mencari namanya di papan pengumuman. Lima persoalan yang dibahas
meliputi ; pertama, peserta membahas pemberdayaan ekonomi umat dan warga. Untuk
membahasnya, data yang diterima FBC di Sekertariat menyebutkan ada 5 kelompok
yang diberi tugas. Kelompok pertama disebutkan membahas keterampilan dan
semangat wirausaha umat dan warga semakin meningkat. Kelompok kedua membahas
upah buruh dan pekerja yang layak. Posisi tawar petani dan nelayan semakin
meningkat dalam menjual hasil usahanya dibahas kelompok tiga. Kelompok empat
membedah persoalan pemerintah lebih serius dan sistematik mengembangkan ekonomi
warga. Pemerintah serius menangani air minum dan adanya perjuangan rakyat
dibahas kelompok lima. Sedangkan kelompok enam membahas management air minum di
tingkat komunitas meningkat. Persoalan kedua yang dibahas dalam kelompok yakni
pemberdayaan politik warga. Untuk membahasnya, peserta sinode kelompok tujuh
diberi tugas mengkaji adanya pendidikan politik kader bagi warga. Berkurangnya
kecenderungan korupsi dalam penyelenggaraan negara dibahas kelompok delapan.
Sedangkan kelompok sembilan membahas meningkatnya kontrol masyarakat terhadap
penyelenggaraan negara. Permasalahan ketiga, pengembangan solidaritas warga,
persoalan yang dibahas kelompok sepuluh yakni meningkatnya ketahanan masyarakat
berhadapan dengan kecenderungan umum untuk kepentingan diri dan kelompok.
Berkembangnya pastoral gereja untuk mengembangkan solidaritas antar warga
dibahas kelompok sebelas. Sedangkan persoalan ke empat yakni pemberdayaan
keluarga-keluarga katolik ada dua kelompok yang membahas masalah pasangan –
pasangan lebih matang memasuki hidup perkawinan dan pasangan keluarga pasca
nikah lebih bermutu dan berkembang. Persoalan ke lima pemberdayaan warga untuk
meningkatkan ketahanannya menghadapi kecenderungan pada kesenangan dan pesta
pora ada empat kelompok yang akan membedah permasalahan yang ada. Kelompok
empat belas membahas masyarakat semakin berorientasi ekonomi demi
kesejahteraannya dan peraturan tentang ketertiban berkaitan dengan pesta
ditegakan. Persoalan orientasi pastoral gereja semakin menyeimbangkan ibadah
dan perjuangan dibahas kelompok lima belas. Maslah ketahanan masyarakat semakin
meningkat berhadapan dengan pengaruh budaya kesenangan dibahas kelompok enam
belas. Sedangkan kelompok terakhir membahas pendampingan petugas pastoral direncanakan
dan dijalankan secara sistematik.
Berhasilnya Sinode
menurut beberapa umat yang diajak berbincang bukan terletak pada proses sidang
dan pembahasan, tetapi lebih pada diterapkannya dalam kehidupan di komunitas
basis sehingga terang Kristus tetap bersinar. “ Jadilah Saksi Kristus “ tema
Sinode harus diaplikasikan dalam kehidupan umat. ( Ebed )
Ebed de Rosary : wartawan media online
floresbangkit.com
Posting Komentar