![]() |
Rasdiona ( kanan ) didampingi ODHA |
Penderita HIV/AIDS di
propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hingga September 2013 sudah 985 orang
menderita HIV dan 1.366 penderita AIDS. Dari jumlah penderita sebanyak 2.351
orang, sebanyak 493 orang meninggal dunia. Untuk Flores dan Lembata, HIV
diderita 223 orang dan AIDS 712 orang. Penderita yang meninggal mencapai 296
jiwa. Prihatin dengan kejadian ini, Rasdiona Rafigis bersama kedua temannya
membentuk Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Flores Support.
Terinspirasi
Pendirian KDS
disebutkan Rasdiona, berawal dari mendampingi anggota keluarganya yang
menderita HIV. Setiap jam 9 malam Rasdiona dan anggota keluarganya tersebut
berdoa di kapel di Gereja selama tahun 2 tahun ,2004 hingga 2006. Mendekati
Natal mereka harus menerima sakramen pengakuan dosa. Figis Menuturkan, ketika
antri dan sudah dekat giliran, saudaranya itu pulang. Tahun 2006 memasuki masa
Natal dan harus mengikuti pengakuan dosa, mereka bertekad ; siapapun pastor
yang memberikan sakramen pengakuan dia akan menjadi pastor pembimbing mereka. “
Romo Eman Pile,Pr kami culik dan jadi pembimbing kami karena dia yang
memberikan pengakuan dosa bagi saudara saya “ sebut Figis. Dari seorang
penderita HIV dan dua orang penderita AIDS, kini KDS mendampingi 336 orang
penderita HIV/AIDS. “ Saya banyak mendapat pelajaran. Bisa banyak belajar dari
pengalaman mereka. Aktif di KDS membuat saya terinspirasi agar bisa membimbing
mereka ke jalan yang benar “ tutur wanita kelahiran 09 September 1974 ini.
Jalan
Terindah
Kecemasan menghantui
Rasdiona menyaksikan gaya hidup anak – anak muda dewasa. Perilaku seks bebas,
menurut wanita asal desa Wolokoli kecamatn Bola kabupaten Sikka ini, meningkat
seiring perkembangan zaman. “ Bila beresiko terkena HIV sedini mungkin
melakukan tes “ himbau Figis.Wanita 39 tahun ini menitip pesan bagi keluarga
ODA (orang dengan AIDS) agar jangan takut merawat ODA. Menurutnya ODA sama
dengan kita, jangan jauhi dan memberi stigma jelek bagi mereka. Pemerintah diminta
Figis menghargai martabat mereka. Hak dan kewajiban mereka diperlakukan sama
dengan orang lain. Figis juga memohon agar para penderita bisa bergabung dengan
mereka di KDS Flores Support atau mencari info tentang HIV/AIDS. “ Mari menatap
hidup. Hidup masih panjang. Ini bukan akhir tapi awal dari jalan yang diberi
Tuhan “ sebut Figis. Tidak boleh disesali atau ditangisi, pasti ada jalan
terindah dari Tuhan, tutur wanita periang ini penuh semangat. ( Ebed )
Ebed de Rosary : wartawan media onlinefloresbangkit.com
Posting Komentar