Selamat datang di Flores Island

Gereja Tua, Tonggak Sejarah Agama Katolik di Sikka

Selasa, 26 November 20130 komentar


Menyusuri jalan beraspal tipis dan tanah sepanjang ± 5 kilometer dari desa Lela hingga Sikka, di musim kemarau pengendara bisa menikmati ombak pantai selatan setinggi ± 3 meter bergulung hanya beberpa meter dari jalan. Terletak di desa Sikka kecamatan Lela, Gereja Tua Sikka berdiri kokoh di apit komplek perkuburan di sisi utara dan selatan. Gereja tua yang kini bernama Gereja St Ignatius Loyola ini menjadi bukti sejarah masuknya Portugis di Sikka.

Bangun Kapel

Hampir setiap hari gereja Tua Sikka disambangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. “ Turis sering datang untuk lihat gereja dan bangunan lainnya di sekitarnya “ tutur Dua Buna da Lopez  yang ditemui Floresbangkit.com di rumahnya yang berjarak 20 meter dari komplek gereja,Minggu (29/09/2013). Bangunan gereja yang terbuat dari kayu terlihat usang dan terdapat lubang – lubang kecil bekas gigitan rayap. Pada abad ke-15, Raja Sikka, Moang Lesu Liardira Wa Ngang, bertualang ke Selat Malaka dan berjumpa para misionaris Katolik asal Portugis, yang lantas membaptis Lesu muda dengan nama permandian Don Aleksius dan terkenal sebagai Don Alexu Ximenes da Silva. Raja Malaka Jogo Worilla  menghadiahi Da Silva sebuah Senhor atau salib dari Portugis, berikut patung Meniho (kanak-kanak Yesus). Da Silva kembali ke Sikka ditemani seorang Portugis bernama  Agustinho Rosario da Gama dan membangun kapel kecil bagi Senhor dan Meniho yang dibawanya. Gereja Tua Sikka yang kini berdiri memang bukan bangunan kapel yang dahulu didirikan Da Silva. Gereja Tua Sikka hari ini adalah bangunan yang selesai didirikan pada 1899, didasarkan rancangan Pastor Antonius Dijkmans SJ, arsitek perancang Katedral Jakarta. Gereja itu dibangun mulai 1893 dan diresmikan Pastor J Engbers SJ pada 24 Desember 1899. 

Tetap Kokoh

Kubah gereja menggantung setinggi 10 meter, disangga oleh jalinan kuda-kuda atap dari kayu jati yang belum pernah diganti. Lukisan kaca di atas altar pun masih lukisan altar yang pertama dibuat. Sebuah bangunan kapel kecil di halaman utara gereja yang menyimpan Senhor dan Meniho tertutup rapat. Buah tangan Da Silva dari Malaka itu hanya dikeluarkan pada perayaan Jumat Agung, Perarakan Suci Logu Senhor. Rumah panggung pastoran di seberang Gereja Tua Sikka, yang melapuk dimakan usia hingga panggungnya jebol di sana-sini, terlihat kusam dan tertutup rapat. Dua meriam dari Malaka yang dibawa Pastor Fransisco Damato OP pada 1629 teronggok di sela rerumputan. Gedung pastoran baru telah dibangun di selatan rumah panggung itu. Depan pintu bagian selatan terdapat bak air besar setinggi  ± 3 meter berdiameter ± 2,5 meter terlihat kusam. Tulisan pahat usang tertera di dinding bak air menjelaskan bak air ini dibangun tanggal 1 Desember 1969 oleh Pater Musinsky Supgen,SVD. Gerja yang  cuma berjarak ± 15 meter dari pantai ini menjadi saksi bisu masuknya Portugis di Sikka dan menyebarkan agama Katolik.  Kubur – kubur tua di kedua sisi gereja menggambarkan banyaknya jiwa yang dibaptis. Tak terasa, 114 tahun berlalu, Gereja Tua Sikka tetap berdiri kokoh memancarkan sisa – sisa kejayaan masa lalu. ( Ebed )

Ebed de Rosary : wartawan media online  Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com  dan  ebedallanderosary.blogspot.com



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger