Selamat datang di Flores Island

Roit Alan Tuhuk Tilu ; Ritual Adat Suku Soge dan Suku Liwu di Wilayah Tana Ai

Minggu, 24 November 20130 komentar


Suku  Soge dan suku Liwu di wilayah Tana Ai tepatnya kampung Wairbou, desa Nebe, kecamatan Talibura, kabupaten Sikka, Senin malam (23/09/2013) dan Selasa pagi (24/09/2013) menggelar ritual adat Roit Alan dan Tuhuk Tilu. Bagi warga suku di Tana Ai, upacara Roit Alan dan Tuhuk Tilu melambangkan pengucapan syukur atas kesembuhan sang anak. Orang tua yang anaknya sakit – sakitan, biasanya berjanji akan menggelar Roit Alan dan Tuhuk Tilu  atau upacara cukur rambut dan tusuk telinga. Sebelum digelar acara Roit Alan dan Tuhuk Tilu, rambut sang anak tidak boleh dicukur  atau dipangkas begitupun juga telinga sang anak tidak boleh dilubangi dahulu. 


Malam Mete

Ketika diadakan upacara Roit Alan dan Tuhuk Tilu, sanak keluarga diundang untuk mete (begadang) untuk menjaga pisau dan jarum semalam sebelum upacara diadakan. Tua adat dan kedua orang tua yang ditunjuk ( Wine ) wajib mete bersama sang anak. Pisau dipakai untuk memotong rambut sang anak, sedangkan jarum untuk melubangi telinga. Jarum, pisau dan kelapa muda ditaruh di bakul yang dianyam dari daun lontar ( Wajak/ Ruba ). Bagian atas kelapa muda  (mata kelapa / Kabor Matan )  dibuka dan di dalamnya ditaruh salah satu daun yang biasa dipakai yaitu daun wure, daun damar atau daun pisang. Juga disiapkan telur sebanyak 7 butir. Sesudah didoakan tua adat, telur yang ditaruh di tempurung kelapa, diletakan di jalan dan tempat lainnya yang bermakna meminta restu dari para leluhur dan dewa agar upacara yang akan digelar tidak mendapat hambatan. Di malam mete semua keluarga yang begadang semalam suntuk disiapkan makanan dan minuman layaknya pesta. Musik pun disetel dan segenap warga menari riang.


Hewan Disembelih

Sebelum sang anak turun ke tenda, binatang ( umon ) yang  akan disembelih di letakan di depan tenda. Hewan ( Umon ) dipiara sejak orang tua bersumpah akan menggelar upacara ini dan hewan ini hanya boleh disembelih ketika digelar ritual adat tersebut. Dalam upacara ini biasanya Hewan ( umon ) yang digunakan adalah seekor babi dan  disembelih oleh Wine ( lelaki yang ditunjuk ). Dengan sekali tebas, leher binatang putus dan terpisah dari badannya. Keluarga bersorak riang dan menari tanda kemenangan. Darah dari hewan diambil oleh wine untuk dioleskan didahi, kaki dan tangan si anak sebagai simbol keselamatan sang anak dari sakit. Tua adat meniup dahi si anak untuk mengembailkan jiwa anak yang dianggap hilang selama mengalami sakit. Hewan dibelah dan diambil hatinya oleh tua adat untuk melihat uratnya untuk mengetahui pertanda baik atau tidak. Kalau tidak baik, pertanda ritual adat yang dilangsungkan tidak diterima oleh leluhur walau upacara tetap dilanjutkan. Tetapi biasanya ditemukan pertanda baik.

Ritual Inti

Sesudahnya si  anak yang mau dicukur rambutnya turun ke tenda bersama Wine dan Tua Adat membawa jarum,pisau dan kelapa muda. Air kelapa muda digunakan untuk memerciki pisau,jarum dan sang anak yang bermakna sebagai pendinginan atau buang sial.  Tua Adat yang ditunjuk mengambil pisau untuk memotong rambut si anak (hanya beberapa helai) ditaruh di Wajak/ Ruba dan mengambil jarum yang sudah diikat benang dan menusuknya ke telinga si anak. Setelah itu tenda dipenuhi para penari memakai selendang yang berjoget ria bersuka atas terselenggaranya acara ini. ( Ebed )

Ebed de Rosary : wartawan media online  Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com  dan  ebedallanderosary.blogspot.com

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Ebed Allan Derosary - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger